ContohMukadimah Ceramah Pidato Islam; Teks Pidato. 50 thoughts on " Teks Ceramah Agama Islam Tentang Pergaulan Bebas " Mia Audina. Terimakasih blogger isi materinya sangat membantu sya tuk sampaikan pidato berjudul pergaulan remaja dlm islam.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ فِي السِرِّ وَالعَلَانِيَةِ وَالغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ . Kaum muslimin, Dalam shalat maghrib, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhu memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia”. [Quran Ali Imran 8]. Doa ini dibaca Abu Bakar sekitar lima hari setelah wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dimana banyak orang-orang murtad sepeninggal beliau. Dan Abu Bakar sendiri adalah orang yang memerangi orang-orang murtad tersebut. Karena fenomena banyaknya orang murtad dan tergelincir setelah sebelumnya memeluk Islam, Abu Bakar pun memanjatkan doa ini dalam shalatnya. Meminta keteguhan dalam memegang agama dan dijauhkan dari tergelincir adalah sesuatu yang hendaknya membasahi lisan-lisan orang-orang yang sadar akan akhirat dan senantiasa berharap rahmat Allah. Tidak sepantasnya lisan seseorang mukmin luput dari memohon istiqomah dan senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah seseorang yang Allah janjikan akan memberinya suatu pemberian yang membuatnya ridha. Beliau mendapatkan kedudukan yang mulia di surga. Kedudukan yang tidak didapatkan seorang pun selain beliau. Dijamin ampunan dosa, baik yang telah dilakukan maupun yang belum dilakukan. Dan keutamaan-keutamaan lainnya. Tapi beliau tetap meminta istiqomah kepada Allah Ta’ala. عَنْ أَنَسٍ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ ” يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ” . فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ ” نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أَصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ ” Dari Anas, ia berkata, “Merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memperbanyak doa Yaa muqollibal qulub tsabbit qalbi ala diinik Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu’. Aku katakan, Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepada Anda dan apa yang Anda bawa. Apakah Anda masih khawatir terhadap kami?’ Beliau menjawab, Iya. Karena sesungguhnya hati itu berada di antara dua jari Allah. Lalu Dia bolak-balikkan sekehendak-Nya’.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-Turmudzi]. Hati Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah hati yang paling jauh dari ketergelinciran. Bahkan bisa kita katakana mustahil hati beliau tergelincir dari hidayah Islam. Tapi beliau memperbanyak membaca doa ini. Dan beliau pun mengkhawatirkan para sahabatnya yang ketakwaan mereka sudah dipuji oleh Allah Ta’ala. عَنِ النَّوَّاسُ بْنُ سَمْعَانَ الْكِلابِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَا مِنْ قَلْبٍ إِلاَّ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ إِنْ شَاءَ أَنْ يُقِيمَهُ أَقَامَهُ وَإِنْ شَاءَ أَنْ يُزِيغَهُ أَزَاغَهُ» Dari Nawas bin Sam’an al-Kilabi, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada satu hati pun kecuali berada di antara dua jari Ar-Rahman. Jika Dia menginginkan hati tersebut istiqomah, ia akan istiqomah. Kalau Dia menghendaki hati tersebut tergelincir, ia akan tergelincir’.” [HR. Ahmad]. Dan kita kembali kepada doa Abu Bakar di surat Al-Imran ayat 8 di atas, doa tersebut adalah doa yang dibaca oleh orang-orang yang mendalam ilmunya. Sebagaimana di ayat sebelumnya وَٱلرَّٰسِخُونَ فِى ٱلْعِلْمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal.” [Quran Ali Imran 7] Kemudian mereka membaca doa seperti di ayat yang ke-8. Kalau kita renungkan, siapakah yang memiliki kemugkinan tergelincir lebih besar? Orang-orang yang tidak berilmu atau orang-orang yang mendalam ilmunya? Atau dengan bahasa lain, siapakah yang lebih besar kemungkinan tersesat, ulama atau orang awam? Tidak diragukan lagi, orang awamlah yang kemungkinan menyimpangnya lebih besar. Tapi mereka berdoa وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ 7 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ 8 “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal. Mereka berkata “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia”. [Quran Ali Imran 7-8]. Merekalah orang-orang yang takut dan khawatir menyimpang. Mereka meneladani nabi mereka Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang memperbanyak doa يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ “Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Kalau kita perhatikan riwayat-riwayat di atas tentang doa ini. Diriwayatkan oleh Anas. Oleh Nawas. Dan ada juga riwayat Aisyah. Semuanya mengatakan nabi banyak mengucapkan doa tersebut. Kalau tiga orang yang meriwayatkan, ketiga-tiganya sering mendengar Nabi mengatakan doa ini, artinya doa ini benar-benar sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian Nabi juga mengkhawatirkan para sahabat yang dipuji sebagai generasi terbaik umat ini, beliau tetap khawatir para sahabatnya tergelincir dari agama ini. Beliau perintahkan agar banyak memohon keteguhan dalam agama. Lalu bagaimana dengan kita umat akhir zaman? Kita telah melihat banyak fitnah dan penyimpangan. Fitnah syubhat dan syahwat bertebaran. Bisa ditemui dan didapatkan tanpa kita cari. Kita melihat Alquran dituduh dengan tuduhan bermacam-macam. Demikian juga dengan agama ini. Kita juga mendengar pribadi Rasulullah yang dipuji oleh Allah, dipuji oleh orang-orang yang tidak beriman kepada beliau, tapi di akhir zaman ini dituduh dengan bermacam tuduhan keji. Kita melihat sesuatu yang tidak disaksikan generasi terbaik umat ini. Kita juga menyaksikan bid’ah-bid’ah dan kelompok bid’ah tersebar di tengah kaum muslimin. Perpecahan umat yang begitu besar. Darah dan kehormatan dihalalkan. Kita menyaksikan banyak orang murtad dari agama ini. Kita semua umat akhir zaman menyaksikan ini. Artinya kebutuhan kita akan doa ini sangat besar sekali. Lihatlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan kualitas keimanan yang beliau miliki, hanya lima hari saja setelah Rasulullah wafat, beliau memperbanyak doa agar tetap istiqomah di atas agama. Padahal fitnah yang beliau lihat hanya satu. Yaitu orang-orang murtad. Kebutuhan kita dengan doa ini sangatlah besar. Degradasi akidah, akhlak, dan moral tersebar di tengah kita. Kaum muslimin, Di antara kiat agar kita istiqomah adalah perasaan butuh akan istiqomah dalam agama. Dan hanya Allah saja yang bisa meneguhkan kita di atas agama ini. Kalau Allah tidak meneguhkan kita, pasti kita akan tersesat. Di antara tipu daya terbesar dari Iblis adalah seseorang merasa teguhnya dia dalam Islam karena usahanya sendiri. Istiqomahnya karena kuatnya hatinya. Demi Allah, tidak demikian hakikatnya. Semua ini hanyalah dari Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, وَلَوْلَآ أَن ثَبَّتْنَٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيلًا “Dan kalau Kami tidak memperkuat hatimu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.” [Quran Al-Isra 74] Dan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, استَقِيمُوا ولنْ تُحْصُوا “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah.” [HR. Malik]. Kemudian sebab lainnya agar kita istiqomah adalah bersegera dalam ketaatan. Jangan tunda. Dan jangan remehkan kebaikan sedikit pun. Semua yang bermanfaat untuk akhirat Anda, segera amalkanlah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah musibah seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” [HR. Muslim] Kiat lainnya adalah berislam secara kafah. Mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” [Quran Al-Baqarah 208]. Dan melaksanakan perintah Allah adalah sebab seseorang istiqomah. Allah Ta’ala berfirman, وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا۟ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan iman mereka.” [Quran An-Nisa 66]. Kiat lainnya adalah memiliki perhatian besar terhadap Alquran. Membacanya, menadabburinya, mempelajarinya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ Katakanlah “Ruhul Qudus Jibril menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah”. [Quran An-Nahl 102] Kita memohon kepada Allah agar meneguhkan kita di atas agama Islam. Dan wafat dalam keadaan memeluk agama yang mulia ini. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Diambil dari ceramah Syaikh Said al-KamaliOleh tim Artikel
TeksKhutbah dan Ceramah kumpulan konsep khutbah dan ceramah buat kamu yang cari materi yang pas. Tuesday, 11 December 2018 Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar yang kita singkat TIGA IS. Mengenai kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam untuk memberikan
Kumpulan Contoh Ceramah - Ceramah merupakan jenis keterampilan lisan atau yang lebih dikenal dengan istilah public umum, ceramah, khotbah, dan sambutan sama,sama berbicara di depan umum untuk memaparkan, menjelaskan gagasan, pikiran, atau informasi kepada pendengar yang bersifat merupakan jenis keterampilan berkomunikasi lisan. Hal tersebut dapat dinyatakan dengan keterbiasaan ceramah yang dilakukan dengan cara penyampaian bukan berarti informasi yang disampaikan dengan metode ceramah hanya bisa disampaikan dengan lisan, terdapat juga ceramah yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau disebut dengan teks CeramahPenyampaian sebuah ceramah memiliki tujuan, adapun tujuan dari ceramah tersebut adalah sebagai berikutInformatif, yaitu ceramah bertujuan untuk memberikan informasi kepada pendengar agar mengenal suatu hal dan mampu memahami dari apa yang yaitu ceramah bertujuan untuk mengajak para pendengar supaya mengikuti apa yang telah disampaikan dalam yaitu ceramah bertujuan untuk meyakinkan para pendengar mengenai suatu yaitu ceramah bertujuan untuk menghibur atau membuat gembira para pendengar agar merasa puas dan yaitu ceramah bertujuan untuk menceritakan suatu hal kepada Perlu Banyak Basa Basi silahkan Simak Contoh Ceramah di Bawah Ini . Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.. اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَاَلَمِيْنَ . وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَي أُمُوْرِا لدُّ نْيَا وَا لدِّ يْنٍ . وَعَلَيْ آ لِهٍ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ "ALHAMDU LILLAHI RABBIL'ALAMIN WABIHI NASTA'INU'ALA UMURID DUNYA WADDIN WA'ALA ALIHI WASHAHBIHI AJMA'IN"Hadirin Rahimakumullah Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin Hadirin Rahimakumullah Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit ilmu tentang istiqomah. Barang kali kita tidak asing dengan istilah yang satu ini, orang sering berharap agar dia menjadi orang yang istiqomah dalam beribadah kepada-Nya. Nampaknya kata yang mudah diucapkan ini tidak semudah dalam pelaksanaannya. Untuk itu tak aneh jika sebagian besar orang mengharapkan sikap ini menjadi bagian dari kepribadiannya. Lalu apa sebenarnya istiqomah itu? Istiqomah artinya lurus, teguh dan kukuh. Lurus dalam mengarahkan kiblat hati kepada Allah Swt.; Teguh dalam memegang keyakinan untuk menerima kebenaran ajaran islam. Dan kukuh dalam mengaplikasikan ajaran agama dalam wujud ketaatan dengan menjalankan kewajiban dan menjauhi semua larangan. Dikatakan bahwa dalam sehari semalam, seorang muslim minimal 17 kali memanjatkan permohonan kepada Allah Swt. ketika ia sedang melaksanakan shalat Wahai Allah, bimbinglah kami untuk senantiasa bersikap istiqomah. QS. Al-Fatihah 6 Singkatnya istiqomah mencakup tiga hal yaitu lurus, teguh dan kukuh. Lurus mengisyaratkan sebuah jalan kehidupan yang benar yakni jalan menuju Allah Swt, kemudian teguh mengisyaratkan kemantapan hati untuk berada selamanya dalam jalan kebenaran yang ditempuh dan terakhir kukuh mensyaratkan pengamalan sepenuh hati untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jadi mereka yang istiqomah adalah mereka yang mampu memegang teguh kebenaran agama yang dibuktikan dengan taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Saudaraku, tentunya bukan hal yang mudah untuk menjadi mukmin yang istiqomah. Tak jarang, godaan setan yang terkutuk selalu menjadi benalu dalam proses mengistiqomahkan diri sehingga manusia tergelincir dalam kubangan dosa lagi dan lagi. Untuk itu kita perlu waspada terhadap segala bentuk godaan setan yang menjerumuskan kita untuk menanggalkan sifat mulia ini. Sikap istiqomah ini dapat membuat seseorang memperoleh ketenangan, ketentraman, kedamaian, perlindungan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. allah Swt. berfirman,’’ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,’’ Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka istiqomah dengan perkataan mereka, maka para malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan ’’ janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih ! Dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula apa yang kamu minta. Sebagai hidangan bagimu dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,’’ QS. Fushshilat 30-32. Meskipun menjadi mukmin yang istiqomah bukanlah perkara yang mudah tapi Allah memberikan hadiah yang luar biasa kepada hamba-Nya yang berhasil menjadi mukmin yang istiqomah dalam memegang teguh buhul tali agama. Dan jika dicermati mungkin saja usaha kita untuk menjadi mukmin yang istiqomah tak pernah sebanding dengan hadiah yang diberikan-Nya. Akan membahagiakan sekali jika kita semua tergolong mukmin yang istiqomah, tentunya bukan perihal yang mudah tapi juga bukan perihal yang tidak mungkin. Untuk itu marilah kita bersama-sama menuju jalan kebaikan dan jalan kebenaran setelah itu marilah kita beristiqomah pada keduanya. Meskipun sulit dan mungkin akan terjatuh ribuan kali tapi tetaplah memohon kepadanya agar kita dijadikan mukmin yang istiqomah di jalan-Nya. Barangkali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh lah beberapa contoh Teks ceramah singkat berikut berisi kumpulan ceramah singkat tentang sabar, syukur, dan masih banyak lagi untuk mempersiapkan ceramah yang keseluruhan ceramah, khotbah dan sambutan merupakan salah satu bentuk dari pidato didepan umum. Jadi, ketiganya masuk kedalam jenis pidato, 8+ Contoh Ceramah Singkat, Kejujuran, Sabar, Syukur , Struktur Teks Ceramah dan Kaidah Kebahasaan Teks. Contoh teks ceramah umum, literasi, pendidikan, narkoba dipaparkan secara singkat namun tetap menggunakan struktur dan kaidah. Teks Ceramah - Bahasa Indonesia Kelas 11 ,12+ Contoh Teks Ceramah Tentang Ibu, Ilmu, Sabar, Sholat. Cari contoh ceramah? Lihat lebih dari 25 contoh teks ceramah singkat ✅ umum ✅ agama Islam lucu ✅ beserta strukturnya ✅ hanya di sini!, contoh ceramah singkat tentang pendidikan,contoh ceramah singkat tentang pergaulan bebas,contoh ceramah tentang hari kiamat,contoh teks ceramah singkat beserta strukturnya,teks ceramah lucu,ceramah singkat tentang ilmu,teks ceramah agama islam tentang kejujuran,contoh ceramah singkat di tv,24 Contoh Ceramah Singkat Agama Tentang Ibu, Sholat, Teks Ceramah Lucu Agar Jamaah Tak Merasa Bosan, Pesan, 6+ Contoh Teks Ceramah Singkat Umum, Sholat, Sabar, Contoh Ceramah Singkat
Adaberagam teks ceramah ramadhan 2021 yang bisa menjadi referensi untuk meningkatkan ilmu agama sendiri. Salah satunya adalah tentang keutamaan puasa. Dalam buku Kultum: Kuliah Tujuh Menit Mengubah Kehidupan dan Kebahagiaan karya Rudiyanti SW (2012:93), keutamaan puasa pada bulan ramadhan adalah materi teks ceramah ramadhan 2021 yang wajib
Assalamulaikum warohmatullahi wabarokatuh. Pada artikel kali ini saya akan menyajikan sebuah teks ceramah tentang istiqomah. Teks ceramah ini didesain untuk ceramah singkat 5 menit yang dapat dipakai oleh para da’i dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama. Ceramah ini didesain dengan penuh isi yang singkat dan jelas. Baca juga Ceramah Singkat Perintah Takwa Ceramah Singkat Perintah TaubatPidato Singkat tentang InfaqKeutamaan Membaca al-QuranKeutamaan Membaca al-Qur'an beserta DalilnyaSikap Teladan Nabi NuhCara Mengusir Jin Kiriman OrangContoh Pridato Isra' Mi'raj 2022Kultum Singkat tentang Zakat Beserta DalilnyaCeramah Singkat tentang Hijrah dan IstiqomahSifat Arsy Allah Penuturan Ibnu KatsirKisah Diciptakannya Nabi Adam dan Hawa Ayat-ayat dan KeunggulanSilih Sanggah antara Adam dan MusaHadits-hadits tentang Penciptaan AdamKisah Nabi Idris Memiliki Kedudukan yang TinggiKisah Teladan Nabi Nuh Syukur, Puasa, dan Haji Berikut ini Ceramah Singkat tentang Istiqomah. Judul Perintah Beristiqomah السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ السَّلَامِ الْمُؤْمِنِ الْمُهَيْمِنِ الْعَلَّامِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى حَبِيبِهِ وَخِيرَتِهِ مِنْ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْأَنَامِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ Segala puji hanya milik Allah. Berkat kuasa dan kehendak-Nya, kita semua dapat berkumpul dalam tempat yang mulia ini. Solawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda alam, Nabi Muhammad saw. Tidak lupa kepada keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Aamiin. Para hadirin yang saya cintai. Kita masih berada di dalam suasana covid19. Gugus Tugas Penanggulangan covid19 masih bekerja keras dalam memperbaiki situasi yang sedang terjadi di negara kita tercinta ini. Sebagai seorang muslim, suatu hal penting yang harus kita jaga adalah iman dan islam yang terimplementasikan dalam bentuk ketaatan kita kepada Allah. Para hadirin yang saya cintai. Salah satu karakter yang harus kita miliki adalah istiqomah. Apa itu istiqomah? Secara sederhana, saya mengartikan istiqomah yaitu berdiri teguh pada sesuatu. Dalam hal apa kita harus beristiqomah? Kita harus beristiqomah dalam hal menjalankan ketaatan kepada Allah. Allah berfirman di dalam al-Qur’an urat Hud ayat 112. فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Artinya Maka tetaplah Engkau Muhammad di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sunggu, Dia Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan. Para hadirin yang saya cintai. Allah memerintahkan Nabi Muhammad dan juga orang-orang yang mengikut Nabi Muhammad untuk beristiqomah di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Apa saja bentuk menjalankan ketaatan kepada Allah? Tidak lain bentuk dari ketaatan itu adalah apa yang tertera di dalam wahyu Nabi Muhammad yaitu al-Qur’an. Maka dari itu, sebagai seorang muslim, kita harus mengikuti Nabi Muhammad. Itu berarti perintah istiqomah di dalam ketaatan kepada Allah juga diperintahkan kepada kita semua. Selain itu, ada larangan dari Allah yaitu larangan kufur dan bermaksiat kepada-Nya. Dan kedua hal ini, yakni perintah istiqomah dalam ketaatan dan tidak bermaksiat ditegaskan oleh Allah dengan memberitakan kepada kita bahwa Allah itu Maha Melihat apa saja yang kita kerjakan. Allah melihat semua kebaikan yang kita kerjakan. Allah juga melihat semua keburukan yang kita lakukan. Para hadirin yang saya cintai. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan kita dianugerahi keberkahan dan kemanfaatan dari pembicaraan kita tentang istiqomah ini. وَاللهُ الْمُوَفِّقُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
Jun29 2022 middot 1 allah mencintai sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah 10 hari pertama bulan dzulhijjah merupakan momen
Ilustrasi ibadah secara istiqomah. Foto PixabayBanyak dalil dalam Alquran dan hadits tentang istiqomah. Dalam Islam, istiqomah merupakan salah satu sikap terpuji yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim. Selain dimiliki, sikap ini juga perlu diterapkan dalam kehidupan ada berbagai macam keutamaan yang akan didapat oleh seseorang apabila ia beristiqomah. Lantas, apa yang dimaksud dengan istiqomah? Apa saja dalil hadits tentang istiqomah?Artikel di bawah ini akan membahas secara lengkap mengenai arti istiqomah beserta dalil hadits, keutamaan, hingga cara menerapkannya dalam IstiqomahSecara etimologis, istiqomah berasal dari kata istaqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu terminologi akhlak, istiqomah adalah siap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun berbagai macam tantangan dan godaan. Ada pun arti istiqomah menurut Imam Ibnu Rajab al-Hambali, dalam kitabnya yang bertajuk Jami’ul-Ulum wal-Hik, ia berkata“Istiqomah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Dan istiqomah mencakup melakukan semua ketaatan yang lahir dan yang batin dan meninggalkan semua perkara yang dilarang. Maka wasiat ini mencakup seluruh ajaran agama.”Ilustrasi ibadah secara istiqomah. Foto UnsplashBerdasarkan penjelasan di atas, istiqomah adalah melakukan ketaatan sebagaimana diperintahkan dengan tanpa melewati batas, tanpa mengikuti hawa-nafsu, walaupun orang menganggapnya sebagai sikap berlebihan atau mengurangi. Allah SWT berfirmanفَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌArtinya “Maka istiqomahlah tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” QS. Hud 112.Allah SWT kembali berfirman dalam ayat-Nya yang lainفَلِذَٰلِكَ فَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُArtinya “Maka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan istiqomahlah tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu katakanlah Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allâh dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah tuhan kami dan tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allâh akan mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah tempat kembali kita.” QS. Syura 15.Hadits tentang IstiqomahSelain ayat Alquran di atas, ada juga dalil hadits yang membahas tentang istiqomah. Berikut beberapa dalil hadits tentang istiqomah sebagaimana dihimpun dari buku Ilmu Tasawuf karya Dr. H. Imam KanafiDi dalam Musnad Imam Ahmad dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, beliau bersabda “Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga.” HR. Ahmad.Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudri secara marfuu’ dan mauquf, ia berkata “Jika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan Takwalah kepada Allah di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah, jika engkau menyimpang dari jalan petunjuk, kami juga menyimpang.” HR Tirmidzi.Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Rasulullah, beliau berkata “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah.” HR. Ahmad dan Ibnu Majah.Dari Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata “Wahai Rasulullah, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda! Rasulullah menjawab Katakanlah, aku beriman’, lalu beristiqomahlah.” HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda “Istiqamahlah dan hendaklah engkau perbaiki akhlaqmu kepada manusia.” HR. Al Hakim dan Ibnu Hibban.Keutamaan IstiqomahDr. H. Imam Kanafi memberitahukan dalam buku Ilmu Tasawuf sebagai Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlak, keutamaan istiqomah telah dijelaskan dalam surat Fushilat ayat 30-32, yakniDijauhkan oleh Allah dari rasa sedih dengan apa yang terjadi di masa rasa khawatir akan kehidupan di masa yang akan yang istiqomah juga diberikan perlindungan oleh Allah di juga berjanji akan memberikan surga tempat segala kenikmatan dan kebahagiaan kepada orang-orang yang beristiqomah di Istiqomah dalam KehidupanIlustrasi ibadah secara istiqomah. Foto PixabayAda pun beberapa cara menerapkan istiqomah dalam kehidupan sehari-hari, seperti dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/Mts Kelas VIII, yakni sebagai berikutSelalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dalam bentuk apa salat tepat pada terus menerus hingga menaati aturan, baik di rumah, sekolah, maupun menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa atau Agar Bisa Bersikap IstiqomahTak sedikit umat Islam berharap memiliki sikap istiqomah dalam ibadah dan perbuatan baik yang dilakukannya. Namun, menerapkan istiqomah dalam ibadah dan perbuatan baik tidaklah semudah yang karena itu, Rasulullah SAW memberikan beberapa cara agar umatnya bisa selalu memiliki sikap istiqomah. Merujuk buku 40 Hadis Sikap Penuntut Ilmu karya Edi Mawardi, berikut beberapa cara agar bisa terus bersikap istiqomah ajaran Rasulullah SAW1. Berdoa kepada Allah SWTSetiap manusia pasti membutuhkan bantuan Allah SWT, termasuk agar senantiasa memiliki sikap istiqomah. Maka dari itu, Rasulullah SAW memberikan beberapa doa yang bisa dipanjatkan untuk diberikan sikap istiqomah oleh Allah SWT. Berikut bacaan doanya “Kala itu, Ali radhiyallahu anhu meminta kepada Rasulullah SAW untuk mengajarkannya sebuah doa, Rasulullah SAW kemudian bersabdaقُلْ اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي»Ucapkanlah Allahummah dinii wa saddidnii Ya Allah berilah aku petunjuk dan jadikanlah aku benar dan lurus dalam seluruh perkaraku.وَاذْكُرْ بِالهُدَى هِدَايَتَكَ الطَّرِيقَ، وَالسَّدَادِ سَدَادَ السَّهْمِDan ingatlah petunjuk yang anda ucapkan dalam doamu adalah sebagaimana anda mendapatkan petunjuk ketika meniti jalan dan ingatlah kelurusan yang anda ucapkan dalam doamu adalah ibarat lurusnya anak panah.قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَUcapkanlah Allahumma innii as`alukal hudaa was sadaad Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk dan kebenaran/kelurusan.” HR. Muslim.2. Jadikan ibadah sebagai kebutuhanAgar dapat memiliki sikap istiqomah tentu umat muslim harus rajin dalam menjalankan ibadah dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Apabila seseorang selalu menjalankan ibadah, maka ia akan merasa terbiasa beribadah. Jika meninggalkannya, ia pun akan merasa kekurangan karena ibadah telah menjadi Terus mengingat bahwa siksa Allah SWT itu nyataIngatlah bahwa setiap perbuatan yang dilakukan di dunia pasti akan ada balasannya kelak di akhirat. Jika mengingat hal tersebut, seseorang akan terus berusaha untuk berbuat baik dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Bersikaplah yang lurus dan tetaplah dalam kebenaran. Dan ketahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal sahabat bertanya Termasuk engkau, wahai Rasulullah? Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Termasuk aku, hanya saja Allah meliputi diriku dengan rahmat dan karunia Nya.”Apa hadits tentang istiqomah? Apa arti istiqomah dalam Islam?Pada surah apa dan ayat berapa terdapat perintah berperilaku istiqomah?
- ቮиሚիщиглոб αбθς
- Θпοцуфաж в ուրεжաረюչу
- Ιጧուща ሜπоጢևη
- Ոкխлիν озοբι
GADONG Sabtu 8 Mei - Pasukan Polis Diraja Brunei (PPDB) melalui Badan Ugama Islam (BUI) telah mengendalikan satu ceramah agama berkisar mengenai keberkatan dan kebaikan yang perlu direbut di Bulan Ramadhan pada tahun ini. Majlis berlangsung pada 8 Mei 2021 di Surau Sementara, Dewan Persidangan PPDB, Ibu Pejabat Polis Gadong.
Ramadhan telah mengubah hidup kita. Banyak kaum muslimin yang tadinya jarang menyentuh Al-Qur’an, di bulan Ramadhan ini jadi rajin membacanya. Banyak kaum muslimin yang tadinya jarang shalat jama’ah, di bulan Ramadhan ini jadi rajin mengerjakannya. Banyak kaum muslimin yang tadinya sulit qiyamul lail, di bulan Ramadhan ini setiap malam menunaikannya. Ibadah-ibadah ini perlu kita jaga, agar tidak berhenti setelah Ramadhan pergi. Ketika kita menetapi iman dan menjaga ibadah terus berkelanjutan, inilah yang disebut istiqomah. Khususnya istiqomah dalam ibadah. Ayat IstiqomahBerat Karena Berhadiah SurgaBerat Tetapi MembahagiakanAmal yang Paling Dicintai Allah Ayat Istiqomah Suatu hari ketika masih di Makkah, tiba-tiba Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beruban. Rambut beliau memutih. “Mengapa rambutmu memutih ya Rasulullah?” sebagian sahabat bertanya. “Syayabathnii Huud wa akhawaatuhaa. Rambutku beruban karena surat Hud dan kawan-kawannya,” jawab Sang Nabi. Surat Hud membuat Rasulullah beruban. Terutama ketika turun ayat فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Maka istiqamahlah tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS. Hud 112 Saat menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Sayyid Qutb menyebutkan tentang rambut Rasulullah tiba-tiba beruban. Karena begitu beratnya istiqomah. “Istiqomah ialah berlaku lurus dan menempuh jalan dengan tidak menyimpang,” tulisnya. “Istiqomah adalah tegak lurus,” terang Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Yaitu teguh pendirian, tidak menyeleweng ke kiri dan ke kanan. Juga tak pernah mundur.” Betapa beratnya istiqomah. Meskipun tahu akhirat adalah kehidupan abadi dan masa depan hakiki, kita kerap tertipu dengan dunia. Kita sering kecanduan dengan kesenangan duniawi. Mau istiqomah, datang godaan berbagai game dan aplikasi. Banyak waktu terbuang untuk memainkannya lalu terkalahkanlah ibadah. Tak lagi sempat tilawah sebagaimana Ramadhan. Tak sempat lagi tadabbur dan memperbanyak syukur. Ada godaan lain yang lebih berbahaya dan menjauhkan dari istiqomah. Kecanduan mencari uang dan jabatan hingga menghalalkan segala cara. Ada yang korupsi puluhan milyar atau menjual diri seharga puluhan juta. Sungguh benar ketika Allah mensifati kehidupan dunia sebagai mataa’ul ghuruur. Kesenangan yang menipu. Menipu kita dari ketaatan. Menipu kita dari ketaqwaan. Menipu kita dari istiqomah. Menyadari bahwa dunia adalah kesenangan menipu, membuat kita waspada. Ketika muncul godaan-godaan, kita sadar itu adalah tipuan yang bisa menjauhkan kita dari istiqomah. Maka kita pun segera kembali. Kembali menguatkan ketaatan dan ibadah. Kembali meniti jalan istiqomah. Baca juga Minal Aidin Wal Faizin Berat Karena Berhadiah Surga Istiqomah itu berat karena berhadiah surga. Kalau ringan, hadiahnya mungkin kipas angin atau seterika. إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. QS. Al Ahqaf 13-14 Menjaga iman di masa seperti sekarang memang berat. Istiqomah di zaman yang banyak fitnah seperti ini tidak mudah. Namun, di situlah tantangannya. Beratnya istiqomah akan mengantarkan ke dalam surga. Abadi dalam kebahagiaan selama-lamanya. Baca juga Ucapan Idul Fitri 2022 Berat Tetapi Membahagiakan Istiqamah itu berat tetapi membahagiakan. Mengapa? Karena orang yang istiqamah, Allah akan menganugerahinya ketenangan, keberanian dan optimis dalam kehidupan. إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” QS. Fushilat 30 Ibnu Katsir rahimahullah dan banyak mufassir lainnya menjelaskan bahwa turunnya malaikat dengan menyampaikan pesan meneguhkan itu terjadi saat sakaratul maut. Namun, ada juga yang menafsirkan bahwa keberanian, ketenangan dan optimis itu akan diperoleh orang-orang yang istiqamah sejak di dunia. Maka kita lihat Bilal bin Rabah yang tadinya penakut berubah menjadi pemberani. Kita lihat Mush’ab bin Umair yang penuh ketenangan. Kita melihat para shahabat yang optimis memandang masa depan. Baca juga Jawaban Taqoballahu Minna Waminkum Amal yang Paling Dicintai Allah Istiqamah dalam ibadah, meskipun kuantitasnya sedikit tetapi berkelanjutan, ia merupakan amal yang paling dicintai Allah. أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ Amal yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amal yang berkelanjutan walaupun itu sedikit. HR. Muslim Maka sebelum Ramadhan berakhir, kita memohon kepada Allah supaya menjaga semangat ibadah kita. Kita bermujahadah agar meskipun Ramadhan berlalu, kita tetap shalat berjamaah lima waktu. Meskipun susah, kita upayakan setiap hari tilawah. Meskipun berat, kita berusaha tiap malam sholat tahajud minimal dua rakaat. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] *Untuk tema-tema lainnya, silakan baca Ceramah Ramadhan 2022
Sholatitu di terangkan dalam hadits Nabi. 1292020 Baca tentang kumpulan teks ceramah atau pidato singkat tentang berbagai topik seperti sholat syukur kematian dan lain sebagainya. Demikian pidato dari saya semoga kita digolongkan dalam golongan orang-orang yang senantiasa istiqomah menegakkan agama islam melalui shalat.
Hadits Arbain Ke 21 – Hadits Tentang Istiqamah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, dalam pembahasan Al-Arba’in An-Nawawiyah الأربعون النووية atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi Rahimahullahu Ta’ala. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 6 Muharram 1442 H / 25 Agustus 2020 M. Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi Status program kajian Hadits Arbain Nawawi AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 1630 - 1800 WIB. Download juga kajian sebelumnya Hadits Arbain Ke 20 – Hadits Tentang Malu Kajian Hadits Arbain Ke 21 – Hadits Tentang Istiqamah Hari ini kita akan berpindah pada hadits nomor 21 dari kitab yang agung ini. Yaitu hadits Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallahu Anhu. Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan, dari Sufyan bin Abdillah Radhiyallahu Anhu, bahwasannya beliau berkata “Saya telah berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Wahai Rasulullah, katakanlah dalam Islam ini suatu perkataan yang aku tidak akan bertanya tentangnya kepada seorangpun selain engkau’ Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ “Katakanlah aku telah beriman kepada Allah’, kemudian istiqamahlah.” HR. Muslim Jadi ini adalah hadits riwayat Muslim dari Sufyan bin Abdullah Radhiyallahu Anhu. Beliau adalah Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi, seorang sahabat yang berasal dari kota Thaif dan termasuk rombongan yang mengunjungi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang kemudian dikenal sebagai utusan Thaif. Thaif adalah sebuah kota pegunungan dengan hawa yang dingin menyejukkankan sekitar 80 kilo dari kota Mekah. Dan beliau juga pernah diamanahi untuk memegang urusan zakat di kota Thaif. Bahkan pernah juga menjadi pemimpin di kota Thaif yang mungkin setingkat bupati atau yang semacamnya di kota Thaif ini dan beliau juga meriwayatkan 5 hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan para penulis biografi beliau tidak menyebutkan pada tahun berapa beliau lahir atau wafat. Dalam hadits ini Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi seperti sahabat lain yang menunjukkan semangat mereka untuk bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang perkara yang bermanfaat untuk mereka. Menjadikan obrolan mereka obrolan yang berkualitas, bermanfaat untuk dunia akhirat mereka. Dan seperti kita juga, mereka menginginkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kata-kata yang pendek tapi sarat makna, pesan-pesan yang ringkas tetapi memiliki makna yang dalam. Maka ini adalah salah satunya. Lihat bagaimana Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam “Wahai Rasulallah, katakanlah untuk saya dalam Islam ini sebuah perkataan yang aku tidak perlu lagi bertanya kepada orang lain tentang hal itu, cukup aku mendengarnya darimu Wahai Rasulullah satu perkataan yang cukup.” Ini menunjukkan bahwasanya mereka haus, mereka sangat ingin mendengar Jawami’ul Kalim kalimat-kalimat pendek sarat makna dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Yang Jawami’ul Kalim ini kemudian dihimpun oleh para ulama dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah termasuk kalimat yang memiliki sifat Jawami’ul Kalim, pendek dan sarat makna. Maka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam memenuhi permintaan sahabat beliau. Dan beliau mengatakan “Katakanlah wahai Sufyan bin Abdillah, aku telah beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah.” Jadi beliau mengajarkan dua hal, yang pertama mengikrarkan, menyatakan dan bersaksi bahwasanya Tuhanku adalah Allah, aku beriman kepada Allah, setelah itu istiqamah di atas jalan itu. Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ “Katakanlah Tuhanku adalah Allah’, kemudian istiqamahlah di atas hal itu.” Dua riwayat ini memiliki makna yang agak berbeda. Adapun riwayat yang kedua, yaitu “Katakanlah Tuhanku adalah Allah kemudian istiqamahlah di atasnya.” Ini senada dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿٣٠﴾ “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah di atas hal itu, akan turun kepada mereka Malaikat di saat kematian mereka dan para Malaikat ini mengatakan kepada mereka Jangan kalian takut, jangan kalian sedih sedih, dan bergembiralah dengan surga telah dijanjikan untuk kalian.'” QS. Fussilat[41] 30 Orang-orang yang telah mengatakan “Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqaham di atas hal itu” maka mereka akan mendapatkan keutamaan seperti yang telah disebutkan dalam ayat. Mereka akan didatangi oleh Malaikat saat mereka meninggal kemudian dikatakan kepada mereka “Jangan kalian takut kepada urusan setelah kematian dan jangan kalian sedih dengan apa yang kalian tinggalkan, perpisahan dengan keluarga kalian, harta kalian di dunia, dan berbahagialah kalian dengan surga yang telah dijanjikan kepada kalian. Ini senada dengan sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jadi yang dimaksud adalah seorang muslim hendaknya bertauhid kepada Allah, bersyahadat kepada Allah, mengikrarkan keimanan ini, mengumumkan tauhid ini kepada orang lain agar mereka tahu. Kita katakan “Tuhan kita adalah Allah” kemudian kita istiqamah diatas keyakinan bahwa Tuhan kita adalah Allah. Karenanya, saat menafsirkan ayat ini Abu Bakar Ash-Shiddiq mengatakan bahwa makna istiqamah dalam ayat ini adalah mereka tidak berbuat syirik kepada Allah, mereka tidak menyekutukan Allah. Jadi yang dituntut adalah mengikrarkan Tuhan kami adalah Allah kemudian yang kedua adalah istiqamah dalam arti tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun. Ini kelihatannya sederhana, tapi ternyata tidak semudah itu. Karena banyak orang yang menyembah Allah, mencintai Allah, mengagungkan Allah, bersama keyakinan itu mereka masih menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang-orang musyrikin pada zaman jahiliyah juga mereka mengenal Allah, mereka mencintai Allah, bahkan mereka menjadikan Allah lebih tinggi daripada Tuhan-Tuhan mereka, mereka memiliki tauhid rububiyah, tapi bersama dengan ibadah mereka kepada Allah, cinta mereka kepada Allah, pengagungan mereka kepada Allah, mereka masih berbuat syirik dengan menyembah selain Allah meskipun alasan mereka bahwa sesembahan ini adalah pemberi syafaat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Artinya mereka mengenal Allah, mereka mengagungkan Allah, mereka bahkan menjadikan Allah lebih tinggi derajatnya daripada Tuhan-Tuhan sesembahan mereka, yaitu berhala-berhala yang mereka sembah. Jadi mereka sudah menuhankan Allah, tapi mereka tidak istiqamah, mereka tidak konsisten dengan keimanan itu. Karena mereka masih menyembah selain Allah, meminta kepada selain Allah, menyembelih untuk selain Allah. Mereka tidak istiqamah. Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu juga mengatakan arti istiqamah adalah mereka tidak berpaling kepada Tuhan yang lain selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi kalau kita sudah meyakini Allah adalah Tuhan kita, kita istiqamah di atas keyakinan bahwasannya Allah adalah Tuhan kita, Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah dan diminta, kita tidak menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, itulah yang namanya tauhid. Adapun kalau kita mengatakan cinta Allah, menyembah Allah, tapi masih menyembelih untuk selain Allah, masih meminta kepada orang-orang yang sudah meninggal, masih menyembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka berarti kita belum istiqamah, kita masih berpaling kepada Tuhan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau Abu Bakar Ash-Shiddiq juga mengatakan “Kemudian mereka istiqamah di atas keyakinan bahwasanya Allah adalah Tuhan mereka.” Ini adalah yang dituntut dari kita. Ini menjelaskan tentang pentingnya tauhid dan juga pentingnya istiqamah di atas tauhid. Maka dengan penafsiran seperti ini maka hadits ini dan juga ayat yang baru kita bacakan tadi senada dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَاعْبُدُوا اللَّـهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا “Dan sembahlah Allah dan jangan engkau menyekutukan Dia dengan sesuatupun.” QS. An-Nisa[4] 36 Kita diperintahkan untuk mengesakan Allah, bertauhid kepada Allah, dilarang untuk menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Juga senada dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَـٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٨٢﴾ “Dan orang-orang yang beriman kemudian mereka tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzaliman, mereka akan mendapatkan keamanan dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” QS. Al-An’am[6] 82 Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwasanya orang-orang yang beriman, kemudian mereka tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzaliman, yang dimaksud dengan kedzaliman di sini adalah kedzaliman akbar, yaitu syirik. Jadi kalau mereka tidak mencampuri keimanan mereka dengan kemusyrikan, maka mereka akan mendapatkan keamanan dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Saat mendengar turunnya ayat ini para sahabat merasa berat. Mereka berkata “Wahai Rasulullah, syaratnya berat sekali. Siapa diantara kami yang tidak mendzalimi dirinya? Kalau syarat untuk bisa mendapatkan keamanan dan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah beriman kemudian tidak mencampuri keimanan dengan kedzaliman, maka itu sangat berat untuk kami Wahai Rasulullah. Karena kami semua tidak bisa memenuhi syarat itu. Kami semuanya memang telah beriman kepada Allah, tapi kami masih berbuat dzalim.” Maka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan, beliau mengurai problem ini, beliau mengatakan bahwa yang dimaksud kedzaliman di sini bukan kedzaliman seperti yang kalian pahami. Tapi yang dimaksud adalah kedzaliman akbar, seperti yang disebutkan oleh Luqman ketika menasihati putra beliau …يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّـهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣﴾ “Wahai ananda, jangan engkau berbuat syirik kepada Allah, sungguh syirik itu adalah kedzaliman yang besar.” QS. Luqman[31] 13 Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan lengkapnya.. Download mp3 Kajian Hadits Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Lihat juga Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama “Hadits Arbain Ke 21 – Hadits Tentang Istiqamah” ini ke jejaring sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter dan yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook
TeksKultum Ramadhan: Memaknai Idul Fitri. Satu Syawal akan segera datang dan akan menandai berakhirnya bulan Ramadhan tahun ini. Bersama-sama dengan umat Islam semuanya dari segala arah dan penjuru dunia dari sabang sampai merauke tak henti-hentinya mengumandangkan alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil. ADVERTISEMENT.
Ilustrasi seorang laki-laki mayampaikan kultum tentang istiqamah. Foto Contoh Teks Kultum tentang Istiqamah dalam Mengenal Allah SWTAlhamdulillah, syukur yang tiada terkira kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata’ala sebab atas ridha dan rahmat-Nya kita bisa berkumpul di tempat yang tempat ini untuk lebih mengenal Allah SWT. Bukan untuk mengetahui siapa Allah, namun kita memiliki tugas untuk lebih dekat dengan-Nya, yakni dengan cara beratnya istiqomah. Meskipun tahu akhirat adalah kehidupan abadi dan masa depan hakiki, kita kerap tertipu dengan dunia. Kita sering kecanduan dengan kesenangan bagaimana cara untuk istiqamah untuk bisa mengenal Allah?Pertama, berdoa agar hati kita tetap istiqamah dan tidak mudah berubah. Di antara doanya,يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَArtinya, “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” HR at-Tirmidzi.Kedua, berkumpul dengan orang-orang yang saleh yang mengantarkan pada kebaikan.وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya.” QS al-Kahfi 28Ayat ini menyimpan makna agar kita senantiasa bersama orang-orang yang saleh sebab membersamai mereka bukan hanya bisa menenangkan hati namun juga mendorong diri untuk selalu berbuat berusaha beribadah terus-menerus walaupun hanya sedikit, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّArtinya, “Amalan yang paling dicintai di sisi Allah ta’ala adalah amalan yang dilakukan secara terus-menrus dawam walau jumlahnya sedikit.” Muttafaqun AlaihMenyadari bahwa dunia adalah kehidupan sementara dan kesenangan menipu, membuat kita berhati-hati. Ketika muncul godaan, kita sadar itu adalah tipuan yang bisa menjauhkan kita dari istiqamah. Maka kita pun segera kembali dalam mengenal Allah menyampaikan kultum dengan tema istiqamah. Foto adalah luzum tha’atillah konsisten dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Allah ta’ala. Orang yang istiqamah adalah orang yang senantiasa konsisten taat kepada Allah, melaksanakan segenap kewajiban dan meninggalkan berbagai perkara yang berhasil istiqamah dalam kataatan kepada Allah, maka surga-lah tempatnya di akhirat. Allah ta’ala berfirmanإِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَArtinya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’,” QS Fushshilat 30Firman Allah “Kemudian mereka istiqamah” dalam ayat tersebut, menurut Abu Bakar bermakna, “Mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.” Menurut Ibnu Abbas, “Mereka konsisten dalam melaksanakan kewajiban.” Sementara kata Qatadah, “Istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.”Allah juga memerintahkan Nabi-Nya untuk Istiqamahفَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْMaknanya “Maka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka" QS asy-Syura 15Salah seorang sahabat pernah berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, katakan kepadaku tentang Islam sebuah perkataan sehingga aku tidak perlu bertanya lagi kepada siapa pun setelahnya.” Rasulullah menjawabقُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْArtinya, “Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah” HR. MuslimIstiqamah adalah salah satu tonggak yang sangat penting bagi sebuah bangsa atau umat agar bisa berjaya, menempati posisi yang mulia dan memimpin lajunya peradaban dunia. Suatu umat atau sebuah bangsa yang kehilangan permata istiqamah ini akan kehilangan arah dan mudah dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Karena dengan hilangnya istiqamah, moral akan rusak, perbuatan keji dan hina akan menyebar, kerusakan akan merajalela, kekacauan akan merata dan umat akan dihantui oleh rasa hasud, dengki dan istiqamah akan memberikan buah yang manis di tengah-tengah umat yang berpegang teguh dengannya. Seorang warga atau individu yang istiqamah akan hidup tenang, damai, taat dan tunduk kepada Allah, tidak menyakiti orang lain, bersabar ketika disakiti orang lain, selalu berperan serta dalam melakukan perbaikan-perbaikan di tengah masyarakat dan membimbing orang yang tersesat ke jalan yang kita selalu istiqamah di jalan Allah meski zaman berubah, walaupun tahun telah berganti. Kita manfaatkan masa-masa hidup yang sementara ini untuk taat kepada Allah. Kehidupan kita di dunia ini adalah nikmat yang harus disyukuri dengan berupaya meraih kebaikan dunia dan diberi amanah berupa nikmat waktu, agar kita beramal tanpa ditunda-tunda lagi, tanpa kebingungan dan kehilangan arah. Hari-hari kita hidup di dunia, itulah umur kita. Orang yang tidak memanfaatkan umurnya maka umur itu yang akan melindasnya tanpa ia bisa meraih apa pun dari kehidupan yang fana ini. Al-Hasan al-Bashri pernah mengatakanابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ، ذَهَبَ بَعْضُكَ“Wahai manusia, engkau tidak lain adalah hari-hari yang terus berjalan, setiap lewat suatu hari maka sebagian dari dirimu telah hilang dan lenyap.”Bahkan al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi sangat menyayangkan waktu yang berlalu begitu saja hanya untuk makan. Ia mengatakan“Waktu yang sangat aku sayangkan pergi begitu saja adalah saat aku makan.”Kita mungkin tidak bisa mencapai tingkatan beliau. Tapi setidaknya apa yang beliau sampaikan menjadi cambuk bagi kita untuk selalu memanfaatkan waktu dengan kita terus istiqamah. Kita rawat dan jaga keimanan kita dari hal-hal yang merusak dan memutuskannya. Kita konsisten dalam taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah adalah cahaya di alam kubur, penyelamat di atas jembatan shirath di hari kemudian dan keberuntungan di hari kebangkitan.
TeksPidato Tentang Memaknai Hijrah Dalam Kehidupan. Sehingga di artikel ini kita hanya fokus pada contoh teks pidato saja. Teks pidato adalah bentuk
gaJSd. 9fyjehmrl1.pages.dev/4789fyjehmrl1.pages.dev/149fyjehmrl1.pages.dev/3779fyjehmrl1.pages.dev/419fyjehmrl1.pages.dev/129fyjehmrl1.pages.dev/2559fyjehmrl1.pages.dev/629fyjehmrl1.pages.dev/18
teks ceramah agama tentang istiqomah